Berburu Kabut di Hutan Pinus Kayon
Thursday, March 28, 2019
Add Comment
Musim penghujan
bukanlah suatu penghalang untuk terus mengeksplorasi sebuah tempat. Mungkin
sebagian orang memang sebal dengan musim yang ekstrim sehingga harus menunggu
musim segera mereda yang entah kapan datangnya hanya untuk berjalan-jalan ria.
Namun jika musim hujan tak kunjung reda, lantas kau hanya akan duduk termangu
sendirian di sudut kamar? Jika kita mau mencoba mencari referensi, sebenarnya
ada peluang yang bagus untuk berkunjung ke suatu tempat. Pernahkah kalian
mencoba untuk berkunjung ke sebuah hutan ketika kabut sedang turun? Jika iya,
itulah jawabannya. Menurut saya pribadi, hutan yang diselimuti kabut tampak
lebih memukau dan tampak dramatis di mata saya. Entah mengapa, hutan berkabut
adalah tempat favorit saya untuk dikunjungi ketika bulan-bulan musim penghujan
seperti sekarang ini.
Walaupun Kota Semarang
merupakan sebuah kota metropolitan, tidak menutup kemungkinan bahwa ada hutan
pinusnya. Beberapa terdapat di lereng Gunung Ungaran, sebagian lain ada juga di
lereng Gunung Merbabu. Merbabu? Iya, kalian tidak salah baca. Kecamatan Getasan
adalah salah satu daerah di lereng Gunung Merbabu yang masih masuk wilayah
Kabupaten Semarang. Ya walaupun memang jika dari pusat kota jaraknya terbilang
jauh. Tapi setidaknya kan masih di wilayah Semarang, walaupun harus mengeluarkn
tenaga ekstra.
Entah mengapa, di
beberapa tempat kabut turun ketika sore hari; namun beberapa lainnya turun
ketika pagi hari. Namun, biasanya sih jika di lereng gunung memang lebih sering
turun ketika sore hari. Berdasarkan informasi tersebut saya dan Agatha
memutuskan untuk mengunjungi sebuah hutan pinus pada sore hari. Namanya adalah
Pinusan Kayon yang terletak di Kecamatan Getasan, Kota Salatiga, Kabupaten
Semarang. Untuk menuju Salatiga saja dari Semarang membutuhkan waktu kurang
lebih satu jam perjalanan santai, nah dari pusat Kota Salatiga itu sendiri
masih membutuhkan waktu sekitar waktu 30-45 menit, bergantung kondisi, jika
kalian sudah tahu lokasinya ya pasti bakal lebih cepat sampai ke lokasi. Waktu
itu kami agak bingung jadi ya sedikit molor. Jika belum pernah berkunjung coba
cari tahu informasinya terlebih dahulu, bisa dilihat dari maps juga, kok.
Kami berangkat dari
Semarang pukul 3 sore, dengan estimasi waktu sampai pukul 4.15 PM. Jadi kami
ada waktu mengeksplorasi sampai gelap tiba. Jalan raya mulai berganti dengan
jalan kampung beraspal yang sudah mulus pertanda kami mulai memasuki area
kampung menuju hutan pinus yang kami tuju. Udara pun semakin dingin, Gunung
Merbabu tampak berkabut di atas sana. Saya sih berharap kabut tersebut bisa
menyentuh pohon-pohon pinus. Ketika kami sampai, ternyata tidak ada kabut,
malah terang benderang, padahal langit tampak kelabu, lho. Gini, nih, kalau pas
pengen kabut, kabutnya tidak turun. Sedang ketika ingin cerah, kabut malah
justru sering muncul. Tapi ya sudah, tetep keren sih tempatnya.
Oh ya, hutan pinus ini
adalah kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu. Walaupun mungkin lokasinya masih
jauh sekali dengan basecamp-basecamp yang ada. Harga tiket masuknya sebesar IDR
15.000 per orang, berarti memang mungkin disamaratakan di semua wilayah taman
nasional. Sebab, beberapa waktu lalu ketika saya mendaki Merbabu, tiket
masuknya juga sama.
Jalan setapak terbuat
dari semen menemani kami ketika memasuki wilayah hutan. Ternyata memang
tempatnya sudah diurus sedemikian rupa sehingga menarik para wisatawan untuk
berkunjung. Hutan pinusnya keren sih, gak kalah sama tetangganya yang punya
predikat “Top Selfie” itu. Waktu itu ternyata tak banyak orang yang berkunjung,
mungkin karena kami datang ketika weekday. Seneng juga lihat hutan pinus yang
sepi gini, nggak banyak orang jadi bisa lebih puas buat foto-fotonya. Ternyata
jalannya cukup panjang juga, saya kira tidak seluas itu pada awalnya. Sampai
hari mulai gelap saja kami belum sampai ujung jalan setapak ini. Karena sudah
mulai ngeri juga suasananya, kami tidak meneruskan untuk sampai ujung, karena
kebetulan tidak bawa headlamp juga pada waktu itu.
Walaupun kabut tak
turun, hal itu sama sekali tidak mengurangi keindahan tempat ini. Waktu yang
paling pas untuk mengunjungi sebuah hutan pinus menurut saya adalah pagi
ataupun sore hari, di mana cahaya sangat lembut dan sangat mendukung untuk
kegiatan fotografi. Ketika kalian ke Salatiga, sempatkanlah untuk berkunjung ke
Hutan Pinus Kayon, apalagi kalau pas beruntung dapat kabut, beuhhh dramatis
banget pasti foto-fotomu. Namun, pastikan ketika berkunjung kalian tidak
meninggalkan sampah sama sekali. Apalagi hutan pinus ini merupakan kawasan
Taman Nasional, kalian akan segera ditindak jika kedapatan membuang sampah
sembarangan. Terlepas dari tempat tersebut adalah Taman Nasional atau tidak,
mari bersama-sama jaga bumi pertiwi tercinta ini tetap bersih.
Salam Hangat,
Angga Tannaya
0 Response to "Berburu Kabut di Hutan Pinus Kayon"
Post a Comment