Vihara Buddhagaya Watugong: Bangunan Bergaya Arsitektur Thailand-Tiongkok
Sunday, March 3, 2019
Add Comment
Thailand, jika pertama kali mendengar kata tersebut apa
yang kalian bayangkan? Film Thailand, bahasa atau apa? Saya pribadi yang
pertama terbayang adalah bangunannya yang ikonik banget. Detail dan bentuknya
sangat unik sekali. Tapi tampaknya harus butuh uang yang tak sedikit untuk
langsung bisa menikmatinya dengan mata kita sendiri.
Nah, ngomong-ngomong Kota Semarang pun memiliki satu
tempat unik yang gaya arsitekturnya Thailand banget! Namanya Pagoda
Avalokiteswara. Pagoda tersebut masuk dalam komplek Vihara Buddhagaya Watugong.
Untuk kalian yang belum tau apa itu Vihara; secara garis besar, Vihara
merupakan rumah ibadah untuk umat agama Buddha. Correct me if I’m wrong!
Kali ini saya pergi bersama “My Girlfriend” - cieee -
namanya Agatha. Untuk kesekian kalinya saya selalu jalan-jalan secara mendadak,
tidak ada rencana sebelumnya. Diawali dengan kegabutan kami di sore hari, tidak
ada kegiatan apa-apa, ya akhirnya kami memutuskan untuk muter-muter dan
menentukan tujuan kami adalah Vihara Watugong. Sambil sekalian pulangnya beli
Ubi Cilembu, oleh-oleh buat kita sendiri, dimakan sendiri. Wkwk. Oh ya, lokasi
tempat ini adalah Jl. Perintis kemerdekaan, Pudakpayung. Atau lebih gampangnya
sih bisa disebut terusannya Jl. Raya Semarang-Surakarta itu, lho, Jalan gede
yang jadi jalan utama menuju Kota Semarang kalau dari arah Selatan. Jika sudah
mendekati lokasi, dari kejauhan sudah terlihat bangunan nyentrik yang memiliki
ciri khas Thailand, kalian pasti langsung menyadari kalau itulah lokasinya.
Untuk tiket masuknya ternyata gratis tisss teman-teman,
kita hanya diharuskan membayar parkir seiklasnya, lho! Karena waktu itu adalah
weekdays, pengunjung di sana hanya bisa dihitung jari saja. Wah, asik nih ga
ada yang menghalangi foto-foto nanti.
Ada beberapa bangunan inti di komplek ini kalau saya
perhatikan. Bangunan pertama bernama Dhammasala. Nah, kalau saya lihat di
banner deskripsi mengenai tempat ini, Dhammasala adalah bangunan inti dari sebuah
Vihara. Biasanya digunakan untuk tempat puja bakti. Yang kedua adalah bangunan
bernama Pagoda Avalokitesvara. Bangunan unik berbentuk stupa bercorak oriental
ini digunakan sebagai ruang disemayamkannya gambaran wujud Bodhisatva
Avalokitesvara. Jadi gambarannya seperti itu teman-teman.
Sebelum ke bangunan tujuan utama saya yaitu Pagoda, saya
dan Agatha menyempatkan untuk mengunjungi Dhammasala terlebih dahulu, karena
memang lebih dekat dengan gerbang utama. Arsitektur tempat ini sangat unik,
terbuat dari kayu-kayu nan kokoh. Oh ya, karena tempat ini merupakan tempat
suci, pastikan kalau baju kalian itu sopan ya. Tidak ada aturan tertulis, sih,
hanya saja menurut kita harus menghargai setiap tempat suci yang kita kunjungi.
Okay?
Pertama kali melangkah masuk, saya merasa adem banget ini
tempat, damai dah pokoknya. Betah saya lama-lama disini sepertinya. Di dalam
bangunan terdapat patung Buddha berwarna emas tampak sedang duduk. Ternyata
gede tempatnya kalau kita masuk.
Dhammasala |
Usai mengelilingi bangunan pertama, kami lantas menuju
Pagoda. Nah, tempat ini nih yang tampak dari jalan raya tadi, ternyata lebih
keren kalau dilihat dari dekat. Dari tangga, sudah mulai tercium aroma khas
wewangian yang dihasilkan dupa. Ngomong-ngomong, setiap masuk tempat suci
tersebut lepas alas kaki, ya. Detail tempat ini keren banget. Corak oriental
tempat ini terasa sangat kental, terdapat patung Buddha pula. Sambil menunggu
Blue Hour alias waktu yang bagus buat foto-foto, kami istirahat. Di tempat ini
terasa lebih adeeemm ternyata, angin mengalun di sela-sela dedaunan yang tampak
asik sekali menari mengikuti irama angin. Benar-benar betah saya di sini.
Lampion-lampion mulai menyala, pertanda hari mulai gelap.
Saya bergegas menyiapkan kamera untuk membidik view Pagoda dari bawah anak
tangga. Pagoda yang berhias lampu-lampu penerang tampak lebih menawan. Keren
banget!
Kita hidup di negara yang penuh dengan keanekaragaman. Perbedaan itu sangat tidak bisa dihindari, namun ternyata perbedaan itu justru bukan untuk disamakan; kadang malah untuk dibiarkan berbeda dan berjalan beriringan. Karena esensi dari sebuah perjalanan adalah bisa menghargai perbedaan.
Salam Hangat,
Angga Tannaya
0 Response to "Vihara Buddhagaya Watugong: Bangunan Bergaya Arsitektur Thailand-Tiongkok"
Post a Comment