5 Tips untuk Pendaki Berkacamata
Sunday, July 14, 2019
Add Comment
Mendaki gunung adalah salah satu kegiatan yang sangat berkaitan erat dengan fisik dan mental. Tak bisa dimungkiri bahwa manajemen logistik, fisik dan mental memang perlu diperhatikan. Termasuk indra pengelihatan kita yaitu mata. Terlebih bagi sebagian orang yang pengelihatannya sedikit terganggu, mereka harus mempersiapkan dirinya sendiri agak pendakian berjalan dengan lancar. Sebab pengelihatan adalah salah satu faktor yang krusial dalam sebuah pendakian.
Namun, kaca mata bukanlah alasan kita untuk bermalas-malas dalam berkegiatan.
Banyak orang berkacamata yang tetap semangat berolahraga dan berkegiatan walaupun mereka memiliki sesuatu yang “lebih” jika dibandingkan orang lainnya. Semuanya bergantung pada niat kita sendiri, dan bagaimana kita me-manage hal tersebut. Begitu pula dengan kegiatan mendaki gunung, banyak pendaki berkacamata di luar sana. Termasuk diri saya sendiri. Sudah cukup lama saya mendaki dengan menggunakan kacamata dan memang saya menemukan beberapa kesulitan. Namun, saya mencoba untuk mencari cara agar semua kesulitan tersebut bisa teratasi. Berikut merupakan tips untuk pendaki berkacamata, berdasarkan pengalaman pribadi saya.
1. Gunakan penutup kepala atau dahi
Kok malah penutup kepala? Ya, betul. Hal inilah yang sangat membantu saya ketika mendaki. Selama saya tidak memakai penutup kepala, kacamata saya selalu basah akan keringat yang badan saya hasilkan. Ditambah lagi, saya adalah tipe orang yang sangat mudah berkeringat. Hal itu tentu sangat membuat saya sebal, karena saya harus terlalu sering berhenti untuk membersihkan lensa kacamata, dan membuat perjalanan saya selalu lama dalam berhenti hanya untuk melakukan hal yang seharusnya bisa saya kurangi.
Fungsi penutup kepala adalah untuk mengurangi jatuhnya air keringat ke lensa kacamata. Saya biasa menggunakan topi atau buff yang saya gunakan sebagai headband. Namun, karena saya juga sering menggunakan buff untuk menutupi hidung dan mulut, di situlah topi sangat berguna untuk menggantikan buff. Walaupun memang tak seefektif buff dalam menyerap keringat, namun topi cukup membantu saya. Tapi, pastikan topi yang kau pakai tidak terlalu ketat. Karena saya pribadi akan mudah sakit kepala jika terlalu ketat, jadi longgarkan topimu. Jika gerah, sesekali lepaslah topimu dan usap dengan handuk kecil jika berkeringat.
2. Gunakan lap kacamata berbahan microfiber
Saya selalu membawa lap kacamata ketika sedang mendaki, dan saya tempatkan di tempat yang mudah dijangkau. Contohnya adalah tas kecil atau pinggang. Saya mempunyai 2 buah lap kacamata microfiber dan satunya berbahan kain halus biasa. Namun, ternyata lap kacamata microfiber mampu membersihkan lensa dengan lebih bersih. Hal ini tentu sangat membantu kita ketika mendaki jika lensa kacamata terlanjur kotor. Selain untuk kacamata, lap ini juga bisa untuk memberihkan benda optical lainnya. Jadi, lap ini sangat berguna untuk berbagai macam situasi.
Saya selalu membawa lap kacamata ketika sedang mendaki, dan saya tempatkan di tempat yang mudah dijangkau. Contohnya adalah tas kecil atau pinggang. Saya mempunyai 2 buah lap kacamata microfiber dan satunya berbahan kain halus biasa. Namun, ternyata lap kacamata microfiber mampu membersihkan lensa dengan lebih bersih. Hal ini tentu sangat membantu kita ketika mendaki jika lensa kacamata terlanjur kotor. Selain untuk kacamata, lap ini juga bisa untuk memberihkan benda optical lainnya. Jadi, lap ini sangat berguna untuk berbagai macam situasi.
3. Jangan gunakan lensa kontak atau softlens
Hal ini karena lensa kontak harus selalu higienis saat dipakai. Kita tahu bahwa mendaki gunung merupakan salah satu kegiatan yang jauh dari kata higienis. Terutama tangan kita yang sering sekali terkena tanah maupun debu. Saya sendiri selama ini tak pernah menggunakan lensa kontak sama sekali. Selain karena tidak berani, saya malu menggunakannya. Hehehehe
Walaupun memang memakai kacamata sedikit merepotkan, saya cukup nyaman dengan hal tersebut. Dan pastikan kita selalu membawa tempat atau wadah kacamata agar selalu terlindungi dari segala benturan ketika sedang tidak digunakan. Mungkin untuk kalian yang memiliki tips agar tetap bisa menggunakan lensa kontak ketika mendaki mari bertukar pengalaman, barangkali informasinya bermanfaat.
Hal ini karena lensa kontak harus selalu higienis saat dipakai. Kita tahu bahwa mendaki gunung merupakan salah satu kegiatan yang jauh dari kata higienis. Terutama tangan kita yang sering sekali terkena tanah maupun debu. Saya sendiri selama ini tak pernah menggunakan lensa kontak sama sekali. Selain karena tidak berani, saya malu menggunakannya. Hehehehe
Walaupun memang memakai kacamata sedikit merepotkan, saya cukup nyaman dengan hal tersebut. Dan pastikan kita selalu membawa tempat atau wadah kacamata agar selalu terlindungi dari segala benturan ketika sedang tidak digunakan. Mungkin untuk kalian yang memiliki tips agar tetap bisa menggunakan lensa kontak ketika mendaki mari bertukar pengalaman, barangkali informasinya bermanfaat.
4. Lepas kacamata ketika sedang istirahat
Hal ini tak selalu saya lakukan ketika mendaki. Namun, ketika suhu badan beda dengan suhu udara di luar badan yang terlampau dingin,sedingin sikap cewekmu, hal tersebut dapat memicu timbulnya embun pada kacamata kita. Oleh sebab itu, ketika dalam keadaan seperti itu, saya lepas kacamata agar suhu kacamata bisa “menyatu” dengan suhu udara. Namun, jika lensa terlanjur berembun, gunakan lap microfiber agar lensa dapat bersih kembali. Saya sering sekali menemui kacamata yang berembun ketika mendaki atau sedang berkendara, maka dari itu jika sedang malas mengeluarkan lap dan sedang tidak tergesa-gesa, lepas saja kacamatanya.
Hal ini tak selalu saya lakukan ketika mendaki. Namun, ketika suhu badan beda dengan suhu udara di luar badan yang terlampau dingin,
5. Gunakan headlamp yang terang
Jika terpaksa bertemu dengan malam hari ketika mendaki, usahakan menggunakan headlamp yang terang. Kurangnya cahaya tentu menjadi salah satu kesulitan kita sebagai manusia, terlebih untuk orang yang berkacamata. Dengan begitu, kita bisa menghindari hal-hal yang tak kita inginkan ketika mendaki karena kurangnya cahaya dalam pengelihatan. Syukur-syukur bisa menggunakan headlamp yang cukup panas dan bisa mengusir datangnya embun ke lensa kita. Dikira lampu pasar malam apa ya? Hahaha
Kalian bisa mengkombinasikan cara-cara di atas supaya kacamata kita tidak bermasalah selama pendakian. Supaya kegiatan pendakian kita lancar dan sampai rumah kembali dengan selamat.
Salam Hangat,
Angga Tannaya
Jika terpaksa bertemu dengan malam hari ketika mendaki, usahakan menggunakan headlamp yang terang. Kurangnya cahaya tentu menjadi salah satu kesulitan kita sebagai manusia, terlebih untuk orang yang berkacamata. Dengan begitu, kita bisa menghindari hal-hal yang tak kita inginkan ketika mendaki karena kurangnya cahaya dalam pengelihatan. Syukur-syukur bisa menggunakan headlamp yang cukup panas dan bisa mengusir datangnya embun ke lensa kita. Dikira lampu pasar malam apa ya? Hahaha
Kalian bisa mengkombinasikan cara-cara di atas supaya kacamata kita tidak bermasalah selama pendakian. Supaya kegiatan pendakian kita lancar dan sampai rumah kembali dengan selamat.
Salam Hangat,
Angga Tannaya
0 Response to "5 Tips untuk Pendaki Berkacamata"
Post a Comment